Dampak Suku Bunga Acuan terhadap Pasar Saham Indonesia

Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) memainkan peran penting dalam menentukan arah pasar saham Indonesia. Ketika BI menaikkan suku bunga, investor cenderung mengalihkan dana mereka ke instrumen yang lebih aman seperti obligasi atau deposito, yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi. Hal ini dapat menyebabkan penurunan harga saham karena permintaan terhadap saham menurun. Sebaliknya, penurunan suku bunga dapat mendorong investor kembali ke pasar saham, meningkatkan permintaan dan harga saham.
Penelitian oleh OJK Institute pada tahun 2023 menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga sebesar 25 hingga 50 basis poin (bps) menyebabkan abnormal return saham menjadi negatif dalam beberapa hari setelah perubahan tersebut. Sebaliknya, penurunan suku bunga sebesar 25 hingga 125 bps menghasilkan abnormal return positif, menandakan penguatan harga saham. Perubahan suku bunga juga mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dengan kenaikan suku bunga cenderung menyebabkan penurunan IHSG, dan penurunan suku bunga mendorong kenaikan IHSG.
Bagi investor, memahami hubungan antara suku bunga dan pasar saham sangat penting dalam merancang strategi investasi. Dalam lingkungan suku bunga rendah, sektor-sektor seperti perbankan dan properti mungkin menunjukkan kinerja yang lebih baik karena biaya pinjaman yang lebih murah. Namun, investor juga harus mempertimbangkan faktor lain seperti inflasi, nilai tukar, dan kondisi ekonomi global yang dapat mempengaruhi pasar saham. Dengan analisis yang tepat, investor dapat memanfaatkan perubahan suku bunga untuk mengoptimalkan portofolio mereka.