BRICS Membuat Pengumuman Besar tentang De-Dolarisasi

berbagiberkat.com – Dalam langkah berani yang dapat secara signifikan mengubah sistem keuangan global, BRICS—yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan—secara resmi mengumumkan langkah besar dalam upaya de-dolarisasi yang sedang berlangsung. Blok ini, yang dikenal karena menantang struktur keuangan yang didominasi Barat, mengungkapkan inisiatif bersama untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan dan transaksi keuangan internasional.
Selama KTT BRICS terbaru, negara-negara anggota sepakat untuk mempercepat penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan lintas negara dan investasi. Pengumuman ini sejalan dengan visi jangka panjang blok tersebut untuk membangun sistem keuangan yang lebih seimbang dan multipolar. Menurut pernyataan yang dirilis setelah KTT, BRICS bertujuan untuk meningkatkan kedaulatan keuangan dan mengurangi kerentanan yang disebabkan oleh fluktuasi dan sanksi terkait dolar AS.
Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov, menegaskan bahwa de-dolarisasi bukan lagi sekadar ide, melainkan kebijakan aktif, dengan menyatakan, “Era dominasi dolar AS sedang ditantang. Negara-negara BRICS sedang bekerja pada kerangka kerja yang mempromosikan penyelesaian transaksi dalam mata uang nasional dan sistem pembayaran alternatif.”
Baca juga:$TON Naik 20% Setelah Pendiri Telegram Pavel Durov Diizinkan Kembali ke Dubai Usai Penangkapannya
Salah satu sorotan utama dari pengumuman ini adalah konfirmasi bahwa BRICS secara aktif mengeksplorasi penciptaan mata uang bersama untuk negara-negara anggotanya. Mata uang ini, yang berpotensi menyaingi dolar dan euro dalam perdagangan global, dimaksudkan untuk memfasilitasi transaksi yang lebih lancar dan aman di dalam blok serta mitra dagangnya.
Meskipun proposal ini masih dalam tahap awal, banyak analis percaya bahwa langkah ini dapat merevolusi perdagangan internasional dengan mengurangi biaya transaksi dan melindungi ekonomi anggota dari risiko terkait dolar, terutama di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik.
Strategi de-dolarisasi ini telah menimbulkan gejolak di pasar global. Beberapa negara berkembang menyatakan minat untuk sejalan dengan reformasi keuangan BRICS, sementara lembaga-lembaga Barat memantau perkembangan ini dengan cermat.
Namun, para ekonom memperingatkan bahwa pergeseran dari dolar tidak akan berjalan tanpa tantangan. Dolar AS masih sangat melekat dalam sistem keuangan global, dan transisi menuju kerangka kerja mata uang multipolar mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun untuk terwujud sepenuhnya.
Meski begitu, langkah BRICS ini menandakan keinginan yang semakin besar di antara ekonomi-ekonomi utama untuk mendiversifikasi diri dari mekanisme keuangan Barat yang tradisional dan membangun otonomi yang lebih besar dalam kebijakan ekonomi mereka.
Baca juga:IHSG Dibuka Melemah di Awal Pekan, Tekanan Jual Bayangi Pasar Saham Indonesia
Saat BRICS terus mendorong agenda de-dolarisasinya, dunia akan menyaksikan bagaimana pergeseran ini mengubah dinamika perdagangan internasional. Inisiatif BRICS+ yang akan datang, yang bertujuan untuk memasukkan lebih banyak negara ke dalam blok tersebut, dapat semakin memperkuat upaya ini dan mempercepat langkah menuju paradigma keuangan global yang baru.