Presiden Trump Tegaskan Ingin Capai Kesepakatan Perdagangan yang Adil dengan China di Tengah Ketegangan Ekonomi Global

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menegaskan niatnya untuk mencapai kesepakatan perdagangan yang adil dan seimbang dengan China, dengan menekankan bahwa pekerja dan pelaku usaha di Amerika harus dilindungi dalam setiap negosiasi di masa depan. Dalam wawancara terbaru, Trump menyebut bahwa kesepakatan perdagangan sebelumnya “berat sebelah” dan telah merugikan sektor manufaktur serta pertanian AS. Ia menekankan bahwa tujuannya bukanlah konfrontasi, melainkan keadilan—memberi peluang bagi kedua negara untuk bersaing secara setara di pasar global.
Para pakar kebijakan perdagangan internasional mencatat bahwa tarif dan hambatan perdagangan yang diberlakukan pada masa pemerintahan Trump sebelumnya telah mengubah secara signifikan lanskap hubungan dagang antara AS dan China. Meskipun kontroversial, langkah-langkah tersebut memicu diskusi penting mengenai hak kekayaan intelektual, transfer teknologi paksa, dan manipulasi mata uang. Para ekonom berpendapat bahwa perjanjian yang transparan dan dapat ditegakkan akan membantu menstabilkan rantai pasok serta mengembalikan kepercayaan investor—terutama di sektor teknologi dan pertanian yang terdampak besar oleh perang dagang.
Di tengah pemulihan ekonomi global, fokus Trump yang kembali pada perdagangan yang adil dianggap sebagai sinyal penting bagi sekutu maupun pesaing. Analis kebijakan perdagangan menekankan bahwa kesepakatan di masa depan harus dibangun atas dasar komitmen yang dapat diverifikasi serta kerja sama jangka panjang. Kepercayaan, penegakan aturan, dan saling menghormati akan menjadi kunci dalam membentuk ulang salah satu hubungan ekonomi terpenting di dunia.